Thursday, April 2, 2015

Menhan akui telekomunikasi Indonesia rawan disadap


Merdeka.com - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoromengakui industri telekomunikasi Indonesia rawan disadap. Bukan hanya saham perusahaan, tapi juga satelit yang dipakai untuk pengiriman frekuensi dimiliki pihak asing.

"Yang agak rawan memang di sistem komunikasi, karena memang satelitnya bukan punya kita," ungkap Purnomo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2).

Meski demikian, Purnomo menyatakan, Indonesia tetap melakukan berbagai langkah untuk mencegah penyadapan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun sistem pertahanan (firewall) melalui Lembaga Sandi Negara.

"Tetap kita akan berusaha memprotek, kita akan ada firewall. Contohnya, sistem kita kan ada sistem yang firewall dan nonfisikal firewall, di COC kita, masalahnya lemsaneg sudah lapor saya, sekarang sudah didalami," katanya.

Dengan adanya itu, Purnomo menyarankan seluruh institusi pemerintahan mengambil langkah-langkah yang diambil kementeriannya tersebut. Meski masih terbatas, namun upaya mencegah dan mencari pihak-pihak yang mencoba mengambil data rahasia segera diketahui.

"Di luar kita, kita anjurkan punya CERT, Computer Emergency Response Team itu harus ada, jadi kalau ada hal seperti ini responnya cepet. Di case kita, sudah ada COC, kita tahu siapa yang nyerang, kita tepis pakai apa, lalu serang kembali kita ada. Tetapikan itu terbatas untuk kita. Nah sekarang kita anjurkan agar CERT itu dipunyai institusi-institusi lain," lanjutnya.

Bagikan

Jangan lewatkan

Menhan akui telekomunikasi Indonesia rawan disadap
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.